Langsung ke konten utama

Howl's Moving Castle "Penerimaan Apa Adanya Kepada Seorang Pasangan"

   


    Menurut penulis, tidak ada judul yang tepat untuk mendeskripsikan bagaimana seru dan bagusnya film animasi buatan Studio Ghibli ini, melainkan judul film itu sendiri. Tentu pembaca sudah tidak asing dengan Howl's Moving Castle, baik itu menonton film animasinya ataupun membaca buku yang menjadi dasar bagi film tersebut. Tentu pula banyak orang yang sudah tau akan cerita Howl mencari cara untuk memecahkan kutukannya dan juga menemukan cinta sejatinya. Bagi yang belum menonton film tersebut, penulis akan coba untuk menjelaskan sedikit jalannya film tersebut. 

    Howl's Moving Castle dibuka dengan musik pembawa oleh komposer Joe Hisaishi, yang terkenal akan musik - musiknya membawakan banyak film karya Studio Ghibli. Penonton diperlihatkan sebuah kastil dengan arsitekturnya yang unik, berjalan melewati pegunungan dengan ditutup awan. Lalu, penonton dikenalkan kepada Sophie, seorang pembuat topi di sebuah toko topi yang sederhana. Setelah menyelesaikan topinya, ia pergi untuk menemui adiknya. Diperjalanan, Sophie kehilangan jalan, dan juga dihadang oleh kedua prajurit di jalan yang ia lewati. Pada saat itulah, Howl muncul dan menolong Sophie dari prajurit tersebut. Namun, Howl butuh pertolongan dari Sophie, karna ia diburu oleh sebuah blob, yang bisa penulis sebutkan untuk mewakili suruhan yang dikirim oleh Witch of The Waste. Pada malam di hari yang sama, penyuhir yang dihindari Howl datang mengunjungi kediaman Sophie untuk membawa pesan untuk Howl, dan juga mengutuk Sophie menjadi seorang nenek - nenek, kurang lebih berumur 90 tahun, jika penulis mengikuti apa yang ibu Sophie katakan dala film tersebut. Setelah dikutuk, ia pergi menuju The Waste, untuk mencari penyihir itu. Tetapi tidak sampainya menemukan penyihir tersebut, Sophie dibawakan kastil Howl oleh sebuah (seorang) orang - orangan sawah. Di kastil, dia bertemu dengan Calcifer dan juga Markl, yang meninggali kastil tersebut selain Howl. Pada awalnya, Sophie bekerja sebagai seorang pembantu rumah, yang bekerja mengurus dan juga membersihkan kastil tersebut. Namun, semakin lama Sophie berada dalam kastil tersebut, timbul rasa cinta kepada Howl, dan berangsur - angsur rasa tersebut menjadi penyembuh dari kutukannya. 

    Namun, rasa cinta Sophie tersebut diuji ketika Howl berhadapan dengan gurunya, Madam Suliman, yang menjadi dalang dari peperangan yang berlangsung dan juga mencari memburu Howl dan "keluarga" barunya itu. Diakhir film, Howl dan keluarga kecilnya hidup bersama di kastil baru mereka yang bisa penulis sebut sebagai Howl's Flying Castle, karna tidak berjalan lagi, melainkan terbang. 

    Mungkin itu yang bisa penulis summary dari film tersebut, dengan meminimalisir spoiler bagi yang belum menonton. Sekarang beralih dari summary film menuju pendapat penulis sendiri tentang film tersebut. Saat menonton film ini, penulis merasakan banyak pesan yang dapat diambil untuk para remaja dalam persoalan yang memepermasalahkan cinta, meskipun dalam film ini cinta Howl pada Sophie terjadi pada saat Howl dan Calcifer melihat Sophie dimasa lalu, yang sangat tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Tetapi apabila itu terjadi, akan menjadi suatu kisah ataupun berita yang menarik.

    Masuk ke dalam poin pertama, yaitu sifat Howl yang hanya menginginkan dirinya dan juga wanita yang dia cari itu cantik dan tampan, dan penulis rasa adapula sifat perfeksionis dalam diri Howl sendiri. Semakin berjalannya film, sifat tersebut lama - kelamaan hilang dan yang ada hanya sifat menerima kepada Sophie, bagaimanapun kondisi Sophie. Poin yang dapat diambil adalah cinta tidak memandang tampan atau cantik, atau bahkan fisiknya, hal tersebut relatif tetapi selalu dipandang oleh banyak orang, baik perempuan ataupun laki - laki, sebagai standar untuk memiliki pasangan. Akan tetapi, rasa saling mengerti dan menerima pasangan dengan kondisi apa adanya juga harus, sangat harus ada disetiap hubungan. Mudah untuk memandang seseorang dari parasnya dan dapat mencapai kesimpulan apakan orang itu tampan atau cantik, tetapi penerimaan sulit untuk dilakukan jika standar fisik tersebut masih diberlakukan oleh banyak orang. 

    Poin yang kedua adalah kegigihan seorang pasangan, seperti yang diperlihatkan oleh Sophie disepanjang film tersebut, setelah ia dikutuk oleh penyihir. Meskipun pada awal bertemu dengan Howl terdapat rasa keraguan untuk membantunya, tetapi Sophie tetap membantu orang yang ia sayangi, dari mulai membersihkan dan merawan kastilnya dan menenangkan Howl saat ia sedih. Howl sama gigihnya dengan Sophie, karna itu dia memiliki keinginan untuk menjaga Sophie dari segala bahaya yang mengamcamnya dan keluarga kecilnya itu. 

    Kedua poin itu yang dapat penulis ambil dari film tersebut, dan penulis mengakhiri tulisan blog ini dengan beberapa pesan. Carilah pasangan jangan dari fisik mereka, dan janganlah mempunyai standar akan pasangan yang ingin didapat. Cobalah menerima seseorang dengan apa adanya orang tersebut, tanpa membandingkannya dengan orang lain, setiap orang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Hanya itu yang dapat penulis sampaikan, sampai jumpa di tulisan selanjutnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah dari Area Timur : Shelter 13

   Angin berhembus kencang dari lautan, menerpa pepohonan tidak jauh dari garis pantai selat Mahapralya. Udara dingin menyelimuti hutan yang rindang, dan suasana mencekam datang dari setiap rintikan air hujan yang jatuh. Disana duduk segelintir orang, sedang berkumpul di pemukiman kecil yang mereka dirikan untuk melindungi kelompok mereka dari mala bahaya. Diantaranya adalah Able, seorang pria bertubuh jangkung dan bugar, sedang duduk bersama para orang-orang yang selamat di salah satu gubuk kecil milik mereka. “Able!” panggil salah seorang dari gubuk lainnya.  Able langsung bangun dari duduknya dan pergi ke tempat suara itu berasal.  “Ya ibu, ada apa memanggilku?” “Nak, suplai kita sudah sangat sedikit, aku membutuhkan mu untuk meminta suplai kelompok di sebelah selatan. Kabarnya mereka memiliki banyak suplai untuk diberikan.” “Tapi ibu, bukankah ibu pernah memberitahuku kalau arah selatan sangat berbahaya?” “Kita tidak punya pilihan lain nak, ini adalah harapan terakhir kita.

Kisah dari Area Timur: Jauh dari Timur

“Saat meteorit itu jatuh, bukan hanya daerah tenggara yang terkena dampaknya. Semua belahan dunia mendapatkan sebagian dari kedahsyatan meteorit itu. Daerah yang sebelumnya Cina mendapat dampak terbesarnya, karena meteorit itu jatuh di pegunungan Himalaya. Jepang pun demikian. Bencana yang diberikan oleh meteorit itu kepada “Negeri Matahari Terbit” ini adalah tsunami, empat tsunami secara bersamaan satu hari setelah meteorit itu jatuh. Bisa terbayangkan suara teriakan, ucapan-ucapan doa kepada dewa, serta keputus asaan yang berseliweran di udara, saat gelombang raksasa itu mendekat. Sangat segikit orang yang selamat. Mereka adalah orang-orang licik yang mengetahui dimana tempat perlindungan untuk tsunami yang dibuat oleh pemerintah beberapa tahun lalu. Namun Tuan Yamazaki berbeda. Ia tidak seperti itu.”  “Ia memberitahu mereka yang berlarian untuk ikut dengannya ke tempat perlindungan. Namun hanya seratus orang yang dapat ia bawa. Tempat perlindungan yang canggih, tetapi memiliki kapas

Resensi Buku Sapi, Babi, Perang, dan Tukang Sihir (Bab 3 : Perang Primitif)

                      Konsepsi yang umum di masyarakat tentang perang adalah hal yang tidak manusiawi, tidak rasional, dan yang menginginkan perang adalah orang yang haus akan darah, haus akan kemenangan, dan haus akan harta yang berlimpah jika memenangkan perang tersebut. Dampak dari perang itu pun tidak dapat dipandang remeh. Mulai dari PTSD ( Post-traumatic stress disorder ), kehancuran banyak lokasi terjadinya perang, genosida dan pembunuhan secara besar – besaran, serta banyaknya keluarga yang bersedih karna suami atau anaknya terbunuh dalam perang. Akan tetapi, perang juga membawakan dampak positif bagi kehidupan, mulai dari kemajuan teknologi dan alat perang, undang – undang untuk negara yang berperang, seperti larangan untuk melakukan genosida, dan juga prevensi untuk perang selanjutnya.             Akan tetapi, siapa yang menyangka kalau perang dilakukan dengan tujuan sebagai control populasi dalam suatu peradaban. Dalam buku ini dijelaskan demikian. Namun sebelum memasuki p